DUBAI BERBAGI KIAT DAN STRATEGI DALAM BERINOVASI
Di era modern ini, Dubai telah menjadi simbol sukses, atau bahkan keajaiban inovasi, pada tataran negara. Banyak orang berasumsi bahwa “keajaiban” inovasi Dubai adalah berkat melimpahnya minyak bumi dan “Petro Dollar” dari negeri Emirat ini, yang ternyata tidak sepenuhnya benar. Hal ini dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Dubai Future Foundation dari United Arab Emirates (UAE), Saeed al Falasi, yang menjadi pemapar perdana pada serial acara GIMI Think-Tank terkait inovasi dan kecerdasan buatan (AI), pada 8 Januari 2025 yang lalu.
Salah satu hal yang sepertinya merupakan kunci keberhasilan Dubai dalam berinovasi adalah orientasi pemerintah yang senantiasa melihat ke depan yang belakangan dikenal dengan “Future Foresights” yaitu dorongan terus-menerus pada para pemimpin Dubai untuk senantiasa berpikir, membayangkan, memprediksi mengenai apa yang akan terjadi; atau apa yang akan dibutuhkan di masa depan. Selanjutnya, mereka lalu berupaya untuk menetapkan definisi “generik” dari masa depan mereka, sehingga mereka dapat menyepakati ukuran-ukuran (dan target) masa depan mereka.
Hal ini tak terlepas dari peran duo pemimpin Dubai Sheik Mohammed bin Rasyid al-Maktoum dan Sheik Mohammed bin Zayed Al Nahyan (yang di Indonesia dikenal dengan MBZ, yaitu nama jalan toll layang Jakarta Cikampek). Pada setiap kesempatan duo pemimpin Dubai senantiasa menagih para pemimpin negeri soal “seperti apakah Dubai sepuluh tahun dari sekarang?” Tak ketinggalan pula “ancaman” terus-menerus yang mereka lontarkan; bahwa kalau mereka tidak memikirkan apa peran mereka nanti sepuluh tahun lagi, dan melakukan sesuatu sekarang; tak ada jaminan bahwa profesi atau jabatan atau kantor mereka, di Kepolisian, atau Bea Cukai, atau Bagian Pengadaan akan masih diperlukan?
Saat pemerintah Dubai mencanangkan program Startup / Inkubator / Akselerator untuk berinovasi; mereka bukannya merekrut dan mendanai para entrepreneur, atau UKM atau pebisnis lainnya, tapi mereka justru menjadikan badan dan lembaga negara mereka sendiri untuk menjadi startup! Argumennya, Dubai ingin membuat badan dan lembaga negara itu sendiri secara langsung menjadi penggerak inovasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara.
Masih banyak lagi kiat dan strategi terobosan nan inovatif, yang telah dilakukan oleh pemerintah Dubai; yang telah mengantarkan Dubai sebagai keajaiban prestasi inovasi pada tataran negara. Kalau Indonesia ingin meraih Indonesia Emas di tahun 2045, mengapa kita tidak belajar dari negeri gurun yang luar biasa ini? Rasanya jauh dari cukup menghargai kehebatan negeri gurun pasir hanya dengan menamai jalan toll layang Jakarta - Cikampek sebagai Jalan MBZ. Salam inovasi!
(KS/180125)
Catatan:
Reportase yang lebih terinci tentang kiat Inovasi negeri Dubai ini dapat disimak di Blog BIC. Silakan KLIK: https://bic.web.id/blog/PRINSIP-PRINSIP%2C+KIAT%2C+DAN+STRATEGI+DUBAI+DALAM+BERINOVASI